Jumat, 21 Desember 2007

Belajar Bersyukur


Saya ingin berbagi sebuah kisah nyata dalam hidup saya berikut ini, yang mana lebih menyadarkan saya akan betapa indahnya hidup ini dan betapa besar rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah swt kepada kita, yang harus kita syukuri..., tapi terkadang kita sering kali melupakannya
Betapa allah telah merencanakan hidup hambanya dengan Indahnya dan terkadang kita malah kita berusaha untuk menghindarinya

Setelah lulus SMA tahun 1997, saya ingin melanjutkan kuliah di Bandung, karena kebetulan pacar saya waktu SMA adalah seorang cewek manis, mojang periangan Bandung (Neng gelis euuyy..)
Selain itu juga jaman saya waktu itu (dan mungkin juga masih saat ini) kalau ITB bandung adalah Univ. terfavorit yang ada, didukung lagi dengan situasi dan cuaca bandung yang sejuk dan bersahabat, menambah bulat tekad saya untuk bisa tinggal di bandung.
Oleh karenanya saya begitu bersemangat dalam belajar, berdoa, berpuasa sampai solat tengah malam, dan tirakat2 lainnya untuk memohon kepada Allah agar memberikan sesuai dengan apa yang saya inginkan.
Selesai lulus SMA saya dan teman2 saya satu sekolahan, beramai2 pergi ke bandung untuk bimbingan tes selama satu bulan.
Kami mengontrak satu rumah, dan disana kami bersaing dan tak henti2nya tirakat, belajar, berdoa, belajar, berdoa, dan terus.. Sampai lah akhirnya masa UMPTN datang.
Dan ternyata diluar perkiraan kami semua, tidak ada satupun dari kami yang lulus diterima di ITB, (parahnya lagi UMPTN pun ngga masuk..) malah justru ada salah seorang teman yang dia datang telat, dan dia hanya menumpang dirumah kontrakkan kami di bandung, dan tidak ikut bimbingan tes pula, tapi dia malah diterima dan di fakultas yang terbaik juga, Teknik Sipil (waktu itu passing grade tertinggi punya Teknik Sipil, dan juga merupakan favorit saya..)

Saat itu hampir semalaman, aku merenung, aku menangis, kenapa ya Allah ?? kenapa Engkau tidak ijinkan hambu-Mu ini lulus dan berhasil di UMPTN ini, masih kurang kah usaha dan tirakat yang selama ini aku lakukan,
sampai2 aku juga ber Su’udzan / berburuk sangka, Allah kenapa engkau begitu Tidak Adil (astagfirullah, ampuni aku ya Allah). “Kenapa temanku yang biasa2 saja tirakatnya diterima, sedangkan aku (yang menurutku sudah luar biasa) malah gagal..”
Ya Allah...

Akhirnya aku usap air mataku, aku mencoba untuk bangkit, dan mencoba mengambil hikmah..., mencoba untuk berpikir dewasa, mungkin ini masih belum jalanku.., dan
Akupun tidak mau berkeluh kesah lagi, aku coba berusaha di tempat lain (pokoknya aku usaha supaya bisa di kuliah dan tinggal di bandung, karena sudah terlanjur cocok sih.., hi..hi..)
Aku coba daftar STT TELKOM, dan akhirnya pun masih gagal,
UMPTN gagal , STT TELKOM gagal, pupus sudah harapanku kuliah di Bandung..
Akhirnya aku lari ke Jakarta, disana ada yang namanya PATIGAT (Politeknik Gajah Tunggal) di Tangerang. Memang agak melenceng dari tujuan semula (pingin hidup di bandung) akan tetapi sekolah ini menawarkan uang saku dan juga ikatan dinas setelah lulus kuliah. Jadi ortu nantinya jg ngga bingung2 membiayai dan nyari kerjaan..
Sori.., oke aku ngaku, honestly bukan itu tujuanku semula, aku hanya ingin gengsi, bahwa aku bisa diterima di sekolah yang favorit, jd ngga malu dengan teman2 yang lain.
Dan ternyata, bisa ditebak, “aku gagal lagi maaakkk...”
Padahal usahaku juga ngga kalah hebatnya lagi, aku nge-kos di rumah salah seorang saudara di Jakarta barat padahal lokasi di Jakarta timur – Tangerang dan waktu itu, harus 3 jam perjalanan kalau mau tes.. dan pernah ada kejadian lucu, aku sampai nyasar ngga tahu di Jakarta daerah mana, karena waktu itu saking capeknya habis tes, jd ketiduran di bis, terus dibangunkan ama kondektur, “mas, pull terakhir nih..”
“Astagfirullah, nyampe mana nih gue “ (=bahasa Jakarta nih dikit)
Wuih pokoknya seru, tapi ya.., Alhamdulillah, masih ditunjukkan jalan pulang, yaahh.. walaupun masih belum juga diijinin Allah untuk diterima bersekolah disana
Habis itu tak putus arang, aku kembali mengejar univ. negeri, di POLTEK UNDIP semarang.
Wis mbuh, melenceng jauuuhh sekali dari tujuan semula, pokoke tekadku satu, diterima di negeri, supaya ongkos/biaya sekolah ngga terlalu mahal,
ehh salah lagi, ok deh...demi gengsi..
Dan bisa ditebak lagi... GAGAL maning..gagal maning...

Ngga terhitung berapa banyak biaya yang aku keluarkan dalam rangka mencari sekolah ini..
Mulai dari bimbingan tes, biaya kos2an, belum lagi biaya makan dan transpor..
Ya Allah...

Sampai akhirnya saya kembali lagi ke kampung halaman di PATI – JATENG,
Waktu pendaftaran negeri sudah habis, tinggal yang swasta2..
Sampai akhirnya dapat brosur ITN Malang dari salah seorang teman yang mengajak kuliah disana.
Akhirnya dengan persetujuan ortu, aku berangkat ke Malang dan Alhamdulillah diterima, sedangkan teman saya yang mengajak tadi, malah diterima di STPDN Bandung.

Sudah lah ngga perlu iri (dalam hatiku berkata), memang mungkin rezekinya dia
Hiiks hiiks

Tapi ternyata, Allah memang sudah mempunya rencana yang lebih baik untukku
Dan Alhamdulillah robbil‘alamin akhirnya aku mendapatkan rejeki yang luar biasa nikmatnya ketika bersekolah di Malang
“Alhamdulillah aku bisa lulus 5 tahun pas dengan nilai yang cukup memuaskan
Alhamdulillah aku bisa mendapatkan pacar yang cantik dan sekarang jadi istri dan ibu dari seorang anak perempuanku
Alhamdulillah sampai sekarang aku bisa dapat pekerjaan dan hidup dengan cukup
Dan masih banyak lagi Alhamdulillah lainnya yang sudah takterhitung jumlahnya “

Inilah mukjizat Allah , hanya Dia-lah yang tahu apa yang terbaik bagi umatnya
Dia mungkin sudah menentukan aku harus kuliah di Malang, karena inilah yang terbaik buat kamu Hari,
Bahkan suatu saat aku denger kabar kalau temenku ITB yang teknik sipil itu putus kuliah
(kurang jelas juga penyebabnya apa, gosip yang tersebar sih ngga kuat akan tugas2 dan kurang bisa mengikuti kuliahnya), astagfirullah...

Tanpa terasa air mata menitik saat itu, tersadar akan semua itu..
Ya allah, apa jadinya seandainya aku jadi kuliah di bandung
bisa-bisa nantinya malah senasib dengan temanku tadi putus kuliah, dan lagi juga mungkin malah jarang kuliah, mungkin malah pacaran terus, mungkin malah banyak berbuat dosa, dan mungkin kejadian buruk yang lainnya.
Finally I reallized, “Terima kasih ya Allah”

Cenderung kita terkadang memaksakan kehendak kita kepada Allah, dan parahnya lagi terkadang kita merasa bahwa diri kita itu pantas mendapatkannya, karena usaha2 yang telah kita lakukan.., tanpa kita menyadari, bahwa sudah begitu banyak rahmat dan karunia yang Dia berikan kepada kita.
Terkadang kita hanya menuntut, menuntut dan menuntut, tanpa kita sadari begitu besar nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.

Ya allah terima kasih atas kesempatan yang telah engkau berikan kepadaku sampai saat ini,
Saya tutup tulisan saya ini dengan surat Al fatihah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Yang menguasai di Hari Pembalasan
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan mereka yang dimurkai dan bukan mereka yang sesat

Amien...

1 komentar:

Niken mengatakan...

nice story dan sebenarnya ceritamu sama kaya' suamiku yg ngebet pengen kuliah di ITB, dia bakat design grafis dan pengen jadi arsitek, setelah gagal di ITB dia nyoba kuliah di Salatiga ( Univ Dian Nuswantara ) lalu keluar dan akhirnya kuliah di UGM. sambil becanda aku goda dia kalo dia di ITB mgkn gak bisa ketemu cewek hero semanis diriku hahaha..keep going 'nulis' bro!